Keluarga Dinilai Punya Kekuatan sebagai Benteng Penanggulangan Kemiskinan
Rabu, 9 Juni 2021 18:23 WIB
SEMARANG, POSKOTAJATENG.CO.ID – Keluarga diharapkan bisa punya kekuatan menjadi benteng dalam penanggulangan kemiskinan mengingat keluarga memiliki salah satu fungsi, yakni fungsi ekonomi. Untuk itu, pemberdayaan dan kemandirian ekonomi keluarga, perlu dikembangkan agar dapat terwujud keluarga yang sejahtera dan berkualitas.
Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Tengah Atikoh Ganjar Pranowo menyampaikan hal itu, saat membuka Webinar Pelatihan Kewirausahaan bagi TP PKK Kabupaten/ Kota se-Jawa Tengah, dari Rumah Dinas Gubernur (Puri Gedeh), Rabu (9/6/2021). Hadir pula dalam webinar tersebut, Wakil Ketua I TP PKK Provinsi Jawa Tengah, Nawal Arafah Yasin.
Menurutnya, pemberdayaan ekonomi keluarga bisa dilakukan melalui Usaha Peningkatan Pendapatan Keluarga, atau dikenal dengan UP2K PKK. Terlebih, saat pandemi Covid-19, yang berdampak pada sektor ekonomi.
Dia mendorong UP2K PKK untuk menciptakan peluang usaha baru melalui kegiatan pemberdayaan wirausaha pemula, bagi anggota keluarga yang memiliki motivasi besar untuk berusaha. Dalam hal ini, PKK bisa memberikan pendampingan untuk memilih jenis usaha yang sesuai dengan potensi yang mereka miliki, dan dibutuhkan oleh pasar.
“Tahap pertama yang harus dibangun adalah enterpreunership atau jiwa kewirausahaan dari setiap orang yang akan memulai usaha,” beber Atikoh.
Punya Legalitas
Jika usaha sudah ada, katanya, perlu memberdayakan atau meningkatkan kapasitas usaha, mulai legalitas usaha, seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), SPP-IRT (Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah Tangga), sertifikasi halal, serta sertifikasi yang lain.
Sebab, kata dia, legalitas penting untuk perlindungan usahanya. Selain legalitas usaha, perlu diperhatikan pada tahapan ini adalah kapasitas dan kualitas produk, kemasan, pembiayaan (modal), dan sebagainya.
Selanjutnya, ujar Atikoh, membesarkan atau mengembangkan usaha yang memiliki potensi besar di pasar. Pendampingan dari sisi manajerialnya, baik manajemen usaha, manajemen keuangan termasuk literasi keuangan, dan manajemen pemasaran, diperlukan. Termasuk, pendampingan ekspor, penggunaan teknologi, termasuk teknologi digital.