Kota Salatiga Loloskan Sembilan Finalis di Sirnas Wushu Sanda
Kamis, 2 Juni 2022 21:37 WIB
SEMARANG, JATENG.POSKOTA.CO.ID - Kota Salatiga menempatkan sembilan atletnya di partai final dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Wushu Sanda Seri I hari ketiga di Auditorium Unnes, Semarang, Kamis (2/6).
Pada kelas 52 kg putra yunior, pewushu Denis Darmawan akan menantang Ihsan Fauzi Ma'arif (Wushu Kabupaten Bandung).
Selanjutnya, Kiemas Sakti akan berjibaku dengan Farel Voger Eben Ezer di kelas 45 kg putra pra yunior. Kemudian Shadda, Achmad Assegaf melawan Muh Arga Putra Pratama (Sasana Petarung Perkasa). Lalu Athaya Fanni Almer akan berhadapan dengan Mohammad Nohan Tri (Sasana Combat Camp) di kelas 52 kg putra pra-junior.
Selain itu, Kota Salatiga juga meloloskan lima atlet di kategori senior yakni Edward Hendrik (kelas 48 kg putra), Raynaldi Zenas (kelas 56 kg putra), Bintang Reindra (kelas 60 kg putra), Mohammad Ivan (kelas 65 kg putra), dan Ray Isa Cipta (kelas 70 kg putra).
Pengurus Besar (PB) Wushu Indonesia (WI) kini memacu regenarasi atlet wushu nomor sanda. Terjadi kesenjangan cukup besar antara atlet senior dan junior ditambah atlet. Kondisi ini, kata dia, mengakibatkan terjadinya krisis atlet nomor sanda. Apalagi, atlet senior kini berada di puncak performa yang tak lama lagi akan menurun.
Sekjen PB WI Ngatino mengatakan, pihaknya berkaca dari kesuksesan Sirnas Wushu Taolu menjaring atlet. Sejak digulirkan pada 2020 lalu, sirnas tersebut mendapatkan 1.800 atlet taolu dari berbagai sasana di Indonesia.
''Dari itu, kami membuat terobosan dengan menggelar Sirnas Wushu Sanda. Karena sanda harus langsung bertatap muka, memang kesulitan digelar pada awal pandemi,'' tutur Ngatino di Auditorium Unnes, Kamis (2/6).
''Beda dengan taolu yang digelar secara virtual. Mulai 2022 ini kami bisa menggelar Sirnas Wushu Sanda ini. Kejuaraan ini bersifat terbuka, untuk memberi sasana dari Indonesia berpartisipasi. Pada Intinya, pembinaan ada di sasana wushu,'' tuturnya.
Mendukung
Pihaknya sangat mendukung adanya Sirnas Wushu Sanda ini. Dengan bersifat terbuka ini, PB WI bisa langsung melihat atlet dari kabupaten/kota atau sasana. ''Kami yakin, jika ini berkelanjutan dalam 5-10 tahun ke depan akan muncul atlet sanda yang berkualitas,'' tandasnya.