Kota Salatiga Juara Umum Kategori Pra-Junior di Sirnas Wushu Sanda Seri I
Jumat, 3 Juni 2022 22:38 WIB
SEMARANG, JATENG.POSKOTA.CO.ID - Wushu Kabupaten Bandung memboyong Piala Airlangga Hartarto setelah menjadi juara umum kategori senior dengan meraih dua medali emas satu perunggu dalam Sirkuit Nasional (Sirnas) Wushu Sanda Seri I yang berakhir Jumat (3/6) di Auditorium Unnes, Semarang.
Sedangkan penerima Piala Rektor Unnes yaitu Sumut 1 sebagai juara umum kategori junior. Piala Ketua Umum KONI Jateng jatuh ke tangan Kota Salatiga untuk juara umum pra-junior dan Piala Ketua Umum Pengprov WI Jateng diterimakan Kabupaten Magelang yang berjaya di kelompok pemula.
Kabupaten Bandung menjadi pengumpul emas terbanyak senior dengan dua emas dan satu perunggu. Kedua emas Kabupaten Bandung masing-masing disumbangkan Sandi Septianto yang dalam babak final mengalahkan Raynaldi Zenas Prayoga (Kota Salatiga) di kelas 56 kg putra dengan skor 2-0, dan Ebina Saputri Sunarya di kelas 56 kg putri yang menghempaskan Gita Ariesta (JKD Shaolin Kungfu Temanggung) dengan skor 2-1.
Sedangkan mempatkan empat finalis di kategori senior, Kota Salatiga hanya mampu memetik satu keping medali emas, tiga perak. Satu-satunya medali emas Kota Salatiga disabet Bintang Reindra Nada Guitara yang pada babak final kelas 60 kg senior putra, menumbangkan Jimmy Stif Menda (Kabupaten Bekasi) dengan angka 2-0.
Sedangkan tiga atlet lain harus mengakui ketangguhan atlet dari daerah lain di partai puncak. Selain Raynaldi yang kalah di final, di kelas 48 kg senior putra, pewushu Salatiga Edward Hendrik Wiratama tumbang di ujung tendangan dan kepalan dari Ydris Talenta Barus (Sumut) dengan skor 0-2, dan Mohammad Ivan Risky Saputra dijinakkan Rahmad Dwi Kurniawan (Aceh) 0-2 di kelas 65 kg senior putra.
Kabid Binpres PB Wushu Indonesia (WI) Jateng Sudarsono mengungkapkan, banyak catatan yang diperoleh PB terkait hasil sirnas ini. Dia mengatakan, perjalanan para juara di sirnas I tak cukup berhenti sampai di sini saja.Mereka butuh polesan menyongsong Sirnas Seri II di Medan, dan berdaya saing menghadapi Kejuaraan Dunia Wushu Junior, Desember mendatang.
''Menurut kami, mereka tak cukup begini-begini saja. Karena itu, kami akan mendorong ke PB merekomendasikan atlet potensial, juara satu dan dua untuk di pelatnaskan, bisa melalui sentralisasi atau desentralisasi untuk persiapan Kejuaraan Dunia Junior,'' kata Sudarsono, yang juga Ketua Harian Pengprov WI Jateng itu.
Belum Maksimal
Diakui dia, secara umum kualitas atlet-atlet dari Jateng yang turun di Sirnas I, khususnya senior belum maksimal. Butuh sentuhan perbaikan dan peningkatan. Mereka tetap harus dipersiapkan lebih matang lagi menyongsong sasaran utama yaitu PON.
''Belum maksimal, ibararanya mereka baru 'tangi turu' karena berhenti latihan akibat pandemi. Masih banyak gerakan yang kaku. Ke depan, bagaimanapun kami perlu melakukan bongkar pasang atlet menghadapi PON. Pasalnya, sejumlah atlet eks PON Papua, kualitasnya sudah tak mungkin ditingkatkan lagi. Kami bersyukur di Sirnas I ini muncul meteor baru seperti Bintang Reindra,'' tambahnya.
Namun yang pasti, Sudarsono mengapresiasi antusiasme peserta di Sirnas I, yang secara kuantitas melebih prediksinya. Kondisi Covid-19 dan kemauan untuk berprestasu, kata dia, ternyata mendorong banyak atlet di berbagai provinsi untuk unjuk gigi.