POSKOTAJATENG,
Perpisahan tentunya merupakan suatu hal yang sangat menyakitkan itu memang sulit. Hal ini menjadikan larut dalam kesedihan. Faktanya kebanyakan orang memang sulit melupakan seseorang, sebab terlalu banyak kenangan indah yang melekat.
Dilansir dari laman resmi Nahdatul Ulama (NU Online) pada Selasa (24/11/2020), berbicara mengenai hati, Rasulullah SAW bersabda:
BACA AJA : Leong Spink Meninggal Dunia, Petinju yang Pernah Kalahkan Muhammad Ali
"Sesungguhnya hati bani Adam yang berada di antara dua jari Dzat Yang Maha-Rahman itu bagaikan satu hati saja. Dia selalu mengubah-ubahnya sesuai dengan kehendak-Nya," (HR al-Tirmidzi).
Menurut hadist di atas, mengenai melupakan mantan kekasih atau perihal hati, baiknya dipasrahkan kepada Allah karena manusia bisa kesulitan mengendalikan perasaan sendiri. Rasulullah SAW pun pernah berkata, bahwa hati itu bagaikan bulu di atas tanah yang kosong.
BACA AJA : Pantangan dan Makna Imlek Tahun Baru China
[page-pagination]
"Hati itu ibarat satu lembar bulu di atas tanah yang kosong. Ia terombang-ambing oleh angin, sehingga mudah terbolak-balik." (HR. Ahmad).
Agar hati kembali tenang alangkah baiknya memperbanyak ibadah, seperti salat, mengaji, puasa, sadaqah. Rasulullah pernah berdoa kepada Allah supaya hatinya tetap diteguhkan.
يَا مُقَلِّبَ الْقُلُوبِ ثَبِّتْ قَلْبِي عَلَى دِينِكَ
Yâ muqallibal qulûb tsabbit qalbî ‘alâ dînika.
Artinya
"Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku di atas agama-Mu" (HR al-Nasai’).
BACA AJA : Aksi Kocak Korban Sinetron “Ikatan Cinta” Kirim Surat ke Sutradara Akan Lapor Polisi
Setelah membaca doa tersebut Rasulullah SAW kemudian menyambungnya dengan doa dari Alquran:
رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِنْ لَدُنْكَ رَحْمَةً إِنَّكَ أَنْتَ الْوَهَّابُ
Rabbanâ lâ tuzigh qulûbanâ ba‘da idz hadaitanâ wahablanâ min ladunka rahmatan innaka anta-l-wahhâb
,
Artinya
"Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha-Pemberi (karunia)," (Ali ‘Imran [3]: 8).
Dalam riwayat lain, Rasulullah SAW berdoa:
اللَّهُمَّ مُصَرِّفَ الْقُلُوبِ صَرِّفْ قُلُوبَنَا إِلَى طَاعَتِكَ
Allâhumma, musharrifal qulûb sharrif qulûbanâ ilâ thâ‘atika
Artinya: "Ya Allah, Dzat yang mengurus seluruh hati, arahkanlah hati kami terhadap ketaatan kepada-Mu"(HR. Muslim).